DEFENISI DAN STANDART ISTILAH DALAM PROJECTOR
Proyektor adalah
perangkat alat bantu yang sering digunakan untuk media presentasi, karena mampu
menampilkan gambar
dengan ukuran besar.
Istilah teknis
dalam Proyektor :
Resolutions
1. ANSI lumens
2. Contrast Ratio
3. Liquid Crystal Display (LCD)
4. Digital Light Processing (DLP)
5. Liquid Crystal on Silicon (LCOS)
6. Aspect Ratio
7. Lens shift
8. Keystone
RESOLUSI :
JENIS PANEL
|
RESOLUSI
|
VGA ( Video
Grahics Array )
|
640 x 480 Pixel
|
SVGA ( Super
VGA )
|
800 x 600 Pixel
|
XGA ( Extentend
Graphics Array )
|
1024 x 768 Pixel
|
SXGA ( Super
XGA )
|
1280 x 1024 Pixel
|
WXGA ( Wide
XGA )
|
1366 x 769 Pixel
|
UXGA ( Ultra
XGA )
|
1600 x 1200 Pixel
|
WUXGA ( Wide
Ultra XGA )
|
1920 x 1200 Pixel
|
Resolusi adalah
jumlah pixel yang dapat dihasilkan, yang diekspresikan sebagai resolusi pixel
horizontal dan vertikal. Resolusi “sesungguhnya” dari sebuah proyektor adalah
jumlah pixel maksimum yang dapat diproyeksikannya. Semakin tinggi tingkat
resolusinya, semakin tinggi detil gambar yang dapat ditampilkannya (lihat
tabel). Berbicara mengenai tren resolusi proyektor, sebagian besar kini mulai
beralih ke resolusi XGA ( 1024 x 768 ).
KECERAHAN :
Tingkat kecerahan
(brightness) adalah ukuran luminasi atau cahay yang diterima yang biasanya
diukur dalam satuan ANSI (American National Standard Institute) lumens. Semua
proyektor menggunakan sebuah lampu untuk menciptakan cahaya proyeksi.
Keefisienan desain proyektor sangatt meneukan seberapa besar brightness loss
secara internal.
Sebuah proyektor
berlumens tinggi umumnya berharga lebih tinggi dibandingkan yang berlumens
rendah. Ukuran lumens ini juga sangat tergantung pada kebutuhan, misalnya
tingkat kecerahan cahaya di dalam suatu ruangan.
CONTRAST RATIO :
Adalah ukuran
perbandingan antara warna hitam dan putih. Tingkat contrast ratio yang tinggi
merupakan indikasi mengenai seberapa baik suatu gambar bisa tampil baik di
layar proyeksi, khususnya dalam hal kehalusan detil warna. Biasanya diukur
dengan dua metoda, Full On/Off dan ANSI. Jadi, bila Anda hendak membandingkan
contrast ratio dua buah proyektor, pastikan keduanya menggunakan metoda yang
sama. Umumnya, metona Full On/Off memberikan nilai contrast ratio yang lebih
tinggi dibandingkan ANSI.
LCD (Liquid Crystal Display) :
PROYEKTOR LCD bekerja berdasarkan
prinsip pembiasan cahaya yang dihasilkan oleh panel-panel LCD. Panel ini dibuat
terpisah berdasarkan warna-warna dasar, merah, hijau dan biru (R-G-B). Sehingga
terdapat tiga panel LCD dalam proyektor. Warna gambar yang dikeluarkan oleh
proyektor merupakan hasil pembiasan dari panel-panel LCD tsb yang telah
disatukan oleh sebuah prisma khusus. Gambar yang telah disatukan tsb kemudian
dilewatkan melalui lensa dan di”jatuh”kan pada layar sehingga dapat dilihat
sebagai gambar utuh. Gambar yang dihasilkan proyektor LCD memiliki kedalaman
warna yang baik karena warna yang dihasilkan oleh panel LCD langsung dibiaskan
lensa ke layar. Selain itu gambar pada proyektor LCD juga lebih tajam
dibandingkan dengan hasil gambar proyektor DLP. Kelebihan lain dari LCD adalah penggunaan cahaya yang lebih efisien
sehingga dapat memproduksi “ansi lumens” yang lebih tinggi dibandingkan
proyektor dengan teknologi DLP.
Sebagai contoh , untuk
menampilkan warna ungu, maka LCD panel warna hijau akan di non-aktifkan dan
kemudian citra diolah menggunakan LCD panel warna biru dan merah sehingga dapat
terbuat warna ungu yang ingin ditampilkan. Di dalam piranti sistem, objek tsb
dibuat ulang secara digital, baru kemudian diproyeksikan ke layar dan secara
teknologi yang memungkinkan cahaya yang dihasilkan lebih efisien, dengan daya
listrik yang sama, sorotan proyektor LCD lebih terang.
Digital Light
Processing (DLP)
PROYEKTOR DLP
memiliki cara kerja yang sangat berbeda dengan LCD. Salah satu perbedaan DLP
adalah adanya chip DLP (disebut juga DMD – Digital Micro Device). Pada chip DLP
ini terdapat cermin-cermin yang berukuran mikro (sepersejuta) yang terbuat dari
alumiinium dan berfungsi untuk memantulkan cahaya untuk membentuk citra.
Cermin-cermin ini dapat bergerak membelokkan cahaya sampai 5000 kali per detik.
Perbedaan lain juga terdapat pada cara DLP memberi warna pada cahaya yang lewat
lampu proyektor. Cermin mikro pada chip DLP tidak memiliki warna yang spesifik
untuk memberi warna pada gambar. Sehingga diperlukan filter warna (berupa lingkaran
yang berisi warna-warna dasar merah, hijau dan biru) yang berputar dengan ritme
tertentu dan tersinkronisasi dengan pergerakan cermin mikro. Cahaya yang tidak
dipakai pada gambar akhir aka dibelokkan keluar dari jalur bias oleh cermin mikro. Proyektor hi-end ada yang
membenamkan 3 chip DLP dalam perangkatnya. Tiap chip menangani warna dasar yang
berbeda . sehingga biasanya memiliki harga yang mahal (sekitar US$10.000-an
keatas). Keunggulan teknologi DLP terdapat pada ringkasnya ruang cahaya yang
diperlukan. Hal ini tentu mempengaruhi ukuran “bodi” proyektor. Selain itu,
kontras warna yang dihasilkan proyektor DLP sangat baik dengan kualitas warna
hitam yang lebih baik. Piksel yang terlihat pada gambar yang dihasilkan oleh
proyektor LCD juga dapat diminimalisir dengan baik oleh teknologi DLP.
Sedangkan kelemahan DLP terdapat pada lingkaran warna yang merupakan salah satu
komponen pentingnya. Pada beberapa kasus, lingkaran warna ini dapat
menghasilkan “efek pelangi”. Yaitu munculnya warna asing di luar 3 warna primer
yang ada akibat kesalahan perputaran lingkaran warna.
Pada tahun 1991,
Texas Instrument membentuk Digital Imaging Venture Project (DIVP) untuk secara
radikal membawa teknologi DLP ke pasaran. Selama 5 tahun berikutnya, Texas
Instrument berhasil membawa DLP dari sekadar proyek riset menjadi sebuah produk
komersial. Di tahun 1996, berbagai perusahaan terkemuka kemudian menerapkan DLP
bagi produk mereka, sekaligus mengukuhkan DLP sebagai satu-satunya sistem
proyeksi digital di dunia.
ASPECT RATIO
Ada dua jenis aspect ratio yang
paling sering digunakan, 4:3 (full screen) dan 16:9 (wide screen). Sebenarnya
masih ada juga ukuran aspect ratio yang lain, namun tidak terlalu sering
dipakai. Sebagian besar proyektor mempunyai kemampuan untuk menampilkan ukuran
berapa saja yang akan dikeluarkan, tidak tergantung pada rasio yang ditentukan.
Pada umumnya semua laptop minimal mempunyai sedikitnya dua pilihan aspect.
PROJECTION SCREEN SIZE AND RANGE
Salah satu keuntungan
utama penggunaan projector dibandingkan dengan TV plasma adalah layarnya yang
sangat lebar. Projector dapat menampilkan gambar dari ukuran 40’’ menjadi 300”
dan memberikan kualitas gambar yang nyata. Besar proyeksi pada screen
bergantung dengan jarak antara projector dan screen. Semakin jauh projector
diletakkan semakin besar gambar yang ditampilkan.
VIDEO SIGNAL INPUT
Sebagian besar
projector menawarkan beberapa jenis metode input yang berbeda-beda :
* VGA (Analog) connector – digunakan untuk menghubungkan dengan notebook/PC
* DVI (Digital) connector – digunakan untuk menghubungkan graphic card
seri terbaru yang mensupport digital connection
* Video S-Video – digunakan untuk sambungan ke DVD,VCR dan juga Camcorders
* HDTV connectors – digunakan untuk koneksi dengan media yang mensupport
High Definition Format seperti DVD player ataupun konsol game seperti Xbox
Agar Proyektor tetap berfungsi dengan baik, lakukan perawatan proyektor
sebagai berikut :
1. Bersihkan lensa dengan menggunakan lens
cleaning paper
2. Bersihkan bodi proyektor menggunakan kain lembut yang bersih, khusus
untuk debu yang membandel gunakan cairan pembersih khusus pada kain lap
3. Menyimpan proyektor sebaiknya pada tempat kering dan tidak terlalu
lembab, lebih disarankan disimpan dalam tas aslinya
4. Membawa proyektor lengkap dengan tasnya ketika dipindahkan ke tempat yan
jauh
5. Selalu memperhatikan informasi lampu di setting>information>lamp time hours untuk mempersiapkan
penggantian lampu
6. Selalu membuka penutup lensa saat proyektor dalam kondisi hidup
7. Sebaiknya menggunakan stabilizer atau
UPS untuk menghindari kerusakan
8. Jangan menggunakan lampu yang lewat umur pakainya, karena akan
mengakibatkan ledakan dan kerusakan bagian lain
9. Jangan pernah melepas lampu dan semua komponen yang ada saat listrik
masih terhubung dengan proyektor
10. Jangan meletakkan proyektor di tempat yang tidak stabil, karena akan
jatuh dan rusak
11. Jangan menutup lubang ventilasi dengan peralatan yang akan menghalangi
proses pendinginan
12. Jangan menggunakan pengatur keystone bagian depan lebih dari 10 derajat
dan bagian belakang lebih dari 15 derajat
13. Jangan meletakkan proyektor dalam posisi vertical (berdiri)
14. Jangan meletakkan peralatan lain diatas proyektor
15. Jangan menutup lensa dengan bahan yang mudah terbakar saat proyektor
hidup
16. Jangan meletakkan cairan didekat proyektor maupun listrik
17. Gunakan ceiling mount/bracket untuk instalasi diatas
plafon
Istilah Umum Pada Menu Projector
1. Power On/Off
2. Blank mematikan display
3. Mode tombol cepat mengatur display
4. Source memilih input signal RGB ,component video,S-Video
5. Auto, mengatur display terbaik
yang ditampilkan proyektor
6. Lampu indicator light, menunjukkan
lampu berfungsi baik atau tidak
7. Temperature warning light, menunjukkan
suhu dalam proyektor
8. Power indicator light, menunjukkan
proyektor sedang beroperasi
9. Kiri mengatur koreksi keystone
10. Kanan mengatur koreksi keystone
11. Menu menghidupkan OSD ( on screen display )
12. Exit keluar dari menu
13. Focus ring mengatur focus
14. Zoom ring mengatur zoom untuk memperbesar atau memperkeci gambar
15. Freeze, mematikan display pada
gambar terakhir disimpan
16. Up, down, left, right
17. Keystone, mengatur secara
manual proporsi display
18. Page up, down, melanjutkan ke halaman berikut atau kembali saat menggunakan untuk
presentasi
19. Auto, untuk mengatur display terbaik yang bisa ditampilkan proyektor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar