.thumbnail-post {width:140px;height:80px;float:left;margin:0px 10px 0px 0px;padding-right:15px}

13/05/16

Defenisi dan istilah pada Projector

DEFENISI DAN STANDART ISTILAH DALAM PROJECTOR

    Proyektor adalah perangkat alat bantu yang sering digunakan untuk media presentasi, karena mampu
menampilkan gambar dengan ukuran besar.
Istilah teknis dalam Proyektor :
Resolutions
1. ANSI lumens
2. Contrast Ratio
3. Liquid Crystal Display (LCD)
4. Digital Light Processing (DLP)
5. Liquid Crystal on Silicon (LCOS)
6. Aspect Ratio
7. Lens shift
8. Keystone

RESOLUSI :
JENIS PANEL
RESOLUSI
VGA ( Video Grahics Array )
640 x 480 Pixel
SVGA ( Super VGA )
800 x 600 Pixel
XGA ( Extentend Graphics Array )
1024 x 768  Pixel
SXGA ( Super XGA )
1280 x 1024 Pixel
WXGA ( Wide XGA )
1366 x 769 Pixel
UXGA ( Ultra XGA )
1600 x 1200  Pixel
WUXGA ( Wide Ultra XGA )
1920 x 1200  Pixel
    Resolusi adalah jumlah pixel yang dapat dihasilkan, yang diekspresikan sebagai resolusi pixel horizontal dan vertikal. Resolusi “sesungguhnya” dari sebuah proyektor adalah jumlah pixel maksimum yang dapat diproyeksikannya. Semakin tinggi tingkat resolusinya, semakin tinggi detil gambar yang dapat ditampilkannya (lihat tabel). Berbicara mengenai tren resolusi proyektor, sebagian besar kini mulai beralih ke resolusi XGA ( 1024 x 768 ).

KECERAHAN :
    Tingkat kecerahan (brightness) adalah ukuran luminasi atau cahay yang diterima yang biasanya diukur dalam satuan ANSI (American National Standard Institute) lumens. Semua proyektor menggunakan sebuah lampu untuk menciptakan cahaya proyeksi. Keefisienan desain proyektor sangatt meneukan seberapa besar brightness loss secara internal.
Sebuah proyektor berlumens tinggi umumnya berharga lebih tinggi dibandingkan yang berlumens rendah. Ukuran lumens ini juga sangat tergantung pada kebutuhan, misalnya tingkat kecerahan cahaya di dalam suatu ruangan.

CONTRAST RATIO :
   Adalah ukuran perbandingan antara warna hitam dan putih. Tingkat contrast ratio yang tinggi merupakan indikasi mengenai seberapa baik suatu gambar bisa tampil baik di layar proyeksi, khususnya dalam hal kehalusan detil warna. Biasanya diukur dengan dua metoda, Full On/Off dan ANSI. Jadi, bila Anda hendak membandingkan contrast ratio dua buah proyektor, pastikan keduanya menggunakan metoda yang sama. Umumnya, metona Full On/Off memberikan nilai contrast ratio yang lebih tinggi dibandingkan ANSI.

LCD (Liquid Crystal Display) :
    PROYEKTOR LCD bekerja berdasarkan prinsip pembiasan cahaya yang dihasilkan oleh panel-panel LCD. Panel ini dibuat terpisah berdasarkan warna-warna dasar, merah, hijau dan biru (R-G-B). Sehingga terdapat tiga panel LCD dalam proyektor. Warna gambar yang dikeluarkan oleh proyektor merupakan hasil pembiasan dari panel-panel LCD tsb yang telah disatukan oleh sebuah prisma khusus. Gambar yang telah disatukan tsb kemudian dilewatkan melalui lensa dan di”jatuh”kan pada layar sehingga dapat dilihat sebagai gambar utuh. Gambar yang dihasilkan proyektor LCD memiliki kedalaman warna yang baik karena warna yang dihasilkan oleh panel LCD langsung dibiaskan lensa ke layar. Selain itu gambar pada proyektor LCD juga lebih tajam dibandingkan dengan hasil gambar proyektor DLP. Kelebihan lain dari LCD adalah penggunaan cahaya yang lebih efisien sehingga dapat memproduksi “ansi lumens” yang lebih tinggi dibandingkan proyektor dengan teknologi DLP.
Sebagai contoh , untuk menampilkan warna ungu, maka LCD panel warna hijau akan di non-aktifkan dan kemudian citra diolah menggunakan LCD panel warna biru dan merah sehingga dapat terbuat warna ungu yang ingin ditampilkan. Di dalam piranti sistem, objek tsb dibuat ulang secara digital, baru kemudian diproyeksikan ke layar dan secara teknologi yang memungkinkan cahaya yang dihasilkan lebih efisien, dengan daya listrik yang sama, sorotan proyektor LCD lebih terang.

Digital Light Processing (DLP)
    PROYEKTOR DLP memiliki cara kerja yang sangat berbeda dengan LCD. Salah satu perbedaan DLP adalah adanya chip DLP (disebut juga DMD – Digital Micro Device). Pada chip DLP ini terdapat cermin-cermin yang berukuran mikro (sepersejuta) yang terbuat dari alumiinium dan berfungsi untuk memantulkan cahaya untuk membentuk citra. Cermin-cermin ini dapat bergerak membelokkan cahaya sampai 5000 kali per detik. Perbedaan lain juga terdapat pada cara DLP memberi warna pada cahaya yang lewat lampu proyektor. Cermin mikro pada chip DLP tidak memiliki warna yang spesifik untuk memberi warna pada gambar. Sehingga diperlukan filter warna (berupa lingkaran yang berisi warna-warna dasar merah, hijau dan biru) yang berputar dengan ritme tertentu dan tersinkronisasi dengan pergerakan cermin mikro. Cahaya yang tidak dipakai pada gambar akhir aka dibelokkan keluar dari jalur bias  oleh cermin mikro. Proyektor hi-end ada yang membenamkan 3 chip DLP dalam perangkatnya. Tiap chip menangani warna dasar yang berbeda . sehingga biasanya memiliki harga yang mahal (sekitar US$10.000-an keatas). Keunggulan teknologi DLP terdapat pada ringkasnya ruang cahaya yang diperlukan. Hal ini tentu mempengaruhi ukuran “bodi” proyektor. Selain itu, kontras warna yang dihasilkan proyektor DLP sangat baik dengan kualitas warna hitam yang lebih baik. Piksel yang terlihat pada gambar yang dihasilkan oleh proyektor LCD juga dapat diminimalisir dengan baik oleh teknologi DLP. Sedangkan kelemahan DLP terdapat pada lingkaran warna yang merupakan salah satu komponen pentingnya. Pada beberapa kasus, lingkaran warna ini dapat menghasilkan “efek pelangi”. Yaitu munculnya warna asing di luar 3 warna primer yang ada akibat kesalahan perputaran lingkaran warna.
Pada tahun 1991, Texas Instrument membentuk Digital Imaging Venture Project (DIVP) untuk secara radikal membawa teknologi DLP ke pasaran. Selama 5 tahun berikutnya, Texas Instrument berhasil membawa DLP dari sekadar proyek riset menjadi sebuah produk komersial. Di tahun 1996, berbagai perusahaan terkemuka kemudian menerapkan DLP bagi produk mereka, sekaligus mengukuhkan DLP sebagai satu-satunya sistem proyeksi digital di dunia.


ASPECT RATIO
    Ada dua jenis aspect ratio yang paling sering digunakan, 4:3 (full screen) dan 16:9 (wide screen). Sebenarnya masih ada juga ukuran aspect ratio yang lain, namun tidak terlalu sering dipakai. Sebagian besar proyektor mempunyai kemampuan untuk menampilkan ukuran berapa saja yang akan dikeluarkan, tidak tergantung pada rasio yang ditentukan. Pada umumnya semua laptop minimal mempunyai sedikitnya dua pilihan aspect.
PROJECTION SCREEN SIZE AND RANGE
    Salah satu keuntungan utama penggunaan projector dibandingkan dengan TV plasma adalah layarnya yang sangat lebar. Projector dapat menampilkan gambar dari ukuran 40’’ menjadi 300” dan memberikan kualitas gambar yang nyata. Besar proyeksi pada screen bergantung dengan jarak antara projector dan screen. Semakin jauh projector diletakkan semakin besar gambar yang ditampilkan.
VIDEO SIGNAL INPUT
Sebagian besar projector menawarkan beberapa jenis metode input yang berbeda-beda :
*  VGA (Analog) connector – digunakan untuk menghubungkan dengan notebook/PC
*  DVI (Digital) connector – digunakan untuk menghubungkan graphic card seri terbaru yang mensupport digital connection
*  Video S-Video – digunakan untuk sambungan ke DVD,VCR dan juga Camcorders
*  HDTV connectors – digunakan untuk koneksi dengan media yang mensupport High Definition Format seperti DVD player ataupun konsol game seperti Xbox

Agar Proyektor tetap berfungsi dengan baik, lakukan perawatan proyektor sebagai berikut :
1. Bersihkan lensa dengan menggunakan lens cleaning paper
2. Bersihkan bodi proyektor menggunakan kain lembut yang bersih, khusus untuk debu yang membandel gunakan cairan pembersih khusus pada kain lap
3. Menyimpan proyektor sebaiknya pada tempat kering dan tidak terlalu lembab, lebih disarankan disimpan dalam tas aslinya
4. Membawa proyektor lengkap dengan tasnya ketika dipindahkan ke tempat yan jauh
5. Selalu memperhatikan informasi lampu di setting>information>lamp time hours untuk mempersiapkan penggantian lampu
6. Selalu membuka penutup lensa saat proyektor dalam kondisi hidup
7. Sebaiknya menggunakan stabilizer atau UPS untuk menghindari kerusakan
8. Jangan menggunakan lampu yang lewat umur pakainya, karena akan mengakibatkan ledakan dan kerusakan bagian lain
9. Jangan pernah melepas lampu dan semua komponen yang ada saat listrik masih terhubung dengan proyektor
10. Jangan meletakkan proyektor di tempat yang tidak stabil, karena akan jatuh dan rusak
11. Jangan menutup lubang ventilasi dengan peralatan yang akan menghalangi proses pendinginan
12. Jangan menggunakan pengatur keystone bagian depan lebih dari 10 derajat dan bagian belakang lebih dari 15 derajat
13. Jangan meletakkan proyektor dalam posisi vertical (berdiri)
14. Jangan meletakkan peralatan lain diatas proyektor
15. Jangan menutup lensa dengan bahan yang mudah terbakar saat proyektor hidup
16. Jangan meletakkan cairan didekat proyektor maupun listrik
17. Gunakan ceiling mount/bracket untuk instalasi diatas plafon
Istilah Umum Pada Menu Projector
1. Power On/Off
2. Blank mematikan display
3. Mode tombol cepat mengatur display
4. Source memilih input signal RGB ,component video,S-Video
5. Auto, mengatur display terbaik yang ditampilkan proyektor
6. Lampu indicator light, menunjukkan lampu berfungsi baik atau tidak
7. Temperature warning light, menunjukkan suhu dalam proyektor
8. Power indicator light, menunjukkan proyektor sedang beroperasi
9. Kiri mengatur koreksi keystone
10. Kanan mengatur koreksi keystone
11. Menu menghidupkan OSD ( on screen display )
12. Exit keluar dari menu
13. Focus ring mengatur focus
14. Zoom ring mengatur zoom untuk memperbesar atau memperkeci gambar
15. Freeze, mematikan display pada gambar terakhir disimpan
16. Up, down, left, right
17. Keystone, mengatur secara manual proporsi display
18. Page up, down, melanjutkan ke halaman berikut atau kembali saat menggunakan untuk presentasi
19. Auto, untuk mengatur display terbaik yang bisa ditampilkan proyektor
20. Blank, mematikan display, sehingga muncul warna hitam di layar

Tidak ada komentar: